A.
Pengertian
Konsep Dasar IPS
Konsep
dasar IPS dikembangkan berdasarkan konsep-konsep dalam ilmu-ilmu sosial yang
sangat dibutuhkan dalam proses pembalajaran, sedangkan konsep itu sendiri
menurut Dorothy J. Skeet menyatakan bahwa “ Konsep adalah sesuatu yang
tergambar dalam pikiran , suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian.
Definisi lain dari konsep adalah suatu citra mental tentang sesuatu. Sesuatu
tersebut dapat berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak”.
James G. Womack mengemukakan
pengertian konsep, terutama berkaitan dengan Studi Sosial (IPS) sebagai berikut
:
“Konsep studi sosial (IPS), yaitu
suatu kata atau ungkapan yang berhubungan dengan suatu yang menonjol, sifat
yang melekat. Pemahaman dan pengunaan konsep yang tepat bergantung pada
penguasaan sifat yang melekat tadi, pengertian umum kata yang bersangkutan.
Konsep memiliki pengertian denotatif dan juga pengertian konotatif
.
Konsep IPS
tentu saja adalah suatu pengertian yang mencerminkan suatu fenomena atau gejala
atau benda-benda yang berkaitan dengan Ilmu pengetahuan Sosial. Konsep tentang
fenomena atau gejala atau benda yang berkaitan dengan IPS memiliki pengertian
denotative atau juga memiliki pengertian konotatif. Pengertian denotatif adalah
pengertian berdasarkan inti katanya yang dapat digali dalam kamus, sedangkan
pengertian konotatif adalah pengertian yang tingkatnya tinggi dan luas.
Pengertian konotatif ini merupakan pengertian yang berperan kunci atau menonjol
pada sauatu konteks.
IPS dan
IIS memiliki subjek dan objek yang sama yaitu memperlajari tentang perilaku
manusia. Dalam hal ini berarti konsep dasar memiliki dasar pengertian pada
suatu bidang ilmu sosial. Oleh karena itu ilmu-ilmu sosial merupakan salah satu
sumber dari pengembangan materi pembelajaran IPS bagi kepentingan pendidikan
disekolah maupun perguruan tinggi, disamping bidang teknologi, komunikasi,
transportasi.
Perbedaan IPS sebagai bidang studi
disiplin Ilmu Sosial antara lain sebagai berikut :
1. IPS bukan suatu
disiplin Ilmu seperti halnya Ilmu Sosial, tetapi lebih sebagai bidang kajian
yaitu suatu kajian kemasyaratan.
2. Pendekatan yang
dilakukan IPS yaitu pendekatan multidisiplin/Interdisiplin sedangkan Ilmu
Sosial menggunakan pendekatan disiplin ilmu (Monodisiplin)
3. IPS
dirancangkan untuk kepentingan pendidikan dan lebih memfokuskan pada dunia
persekolahan sedang Ilmu Sosial keberadaannya bisa didunia persekolahan,
perguruan tinggi, dan di masyarakat sekalipun.
4. IPS menggunakan
Ilmu-Ilmu sosial sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran dilengkapi
dengan aspek psikologis-pedagogis, sedangkan ilmu Sosial hamper lepas dan tidak
mempermasalahkan pertimbangan-pertimbangan seperti di IPS. Pertimbangan - pertimbangan
IPS sangat memperhatikan dan mempertimbangkan kemanfaatan, urutan, dan ruang
lingkup bahan bagi peserta didik dalam hidup dan kehidupannya kelak. Pengajaran
IPS berkaitan dengan bagaimana cara manusia untuk memenuhi kebutuhan materinya.
Pada prinsip hakikatnya yang dipelajari IPS adalah bagaimana mempelajari,
menelaah, mengkaji, system kehidupan manusia dipermukaan bumi.
B.
Pengertian Ilmu Sosial
Norman MacKenzie(1996, dalam Sapriya), merumuskan disiplin ilmu sosial
sebagai “all the academic diciplines
which deal with men in their social context”, artinya semua disiplin
akademik yang berkaitan dengan manusia dalam konteks sosial. Somantri (2001,
dalam Sapriya) mengidentifikasi sejumlah karakteristik dari ilmu-ilmu sosial
sebagai berikut:
1. Berbagai batang
tubuh (body knowledge) disiplin ilmu-ilmu
sosialyang diorganisasikan secara sistematis dan ilmiah.
2. Batang tubuh
disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dan kuat
serta dapat diuju tingkat kebenarannya.
3. Batang tubuh
disiplin ilmu-ilmu sosial ini disebut juga structure disiplin ilmu, atau ada
juga yang menyebutnya dengan fundamental ideas.
4. Teori dan
generalisasi dalam struktur itu disebut pula pengetahuan ilmiah yang dicapai
lewat pendekatan “konseptual” dan “syntactis”, yaitu lewat proses bertanya,
berhipotesis, pengumpulan data (observasi dan eksperimen).
5. Setiap teori
dan generalisasi ini terus dikembangkan, dikoreksi, dan diperbaiki untuk
membantu dan menerangkan masa lalu, masa kini, dan masa depan serta membantu
memecahkan masalah-masalah sosial melalui pikiran, sikap, dan tindakan terbaik.
C.
Cabang-cabang Ilmu Sosial
1.
Sosiologi
Sosiologi dapat diartikan sebagai
pengkajian ilmiah interaksi manusia. Dengan demikian, obyek studinya adalah
interaksi sosial. Interaksi sosial ini, baik secara sempit maupun secara luas,
terus dilakukan oleh manusia. Interaksi ini berlangsung mulai dari lingkungan
keluarga sampai ke lingkungan bangsa dan antar bangsa. Pada sosiologi ini,
dijelaskan mengapa manusia mengadakan interelasi dan interaksi sosial.
Dijelaskan pula mengapa interelasi dan interaksi di suatu kelompok sangat erat,
sedangkan pada kelompok lainnya renggang. Pokoknya segala gejala masalah yang
berhubungan dengan relasi sosial, menjadi pembahasan dan pengkajian sosiologi.
Baik pada penelaahan, maupun pada penelitiannya, sosiologi memiliki metode
pendekatan dan metode analisis tersendiri.
Pada penelaahan dan pengkajiannya yang
lebih mendalam ini, struktur sosiologi telah menjadi lebih terperinci ke dalam
cabang – cabangnya. Struktur sosiologi telah lebih terurai menjadi sosiologi
ekonomi, sosiologi hukum, sosiologi pendidikan, sosiologi perkotaan, sosiologi
pedesaan, sosiologi perdagangan dan lain sebagainya. Jadi obyek peneliyian dan
pengkajian sosiologi berkenaan dengan interaksi sosial ini, telah pula menembus
aspek – aspek kehidupan lainnya.
2. Antropologi
Secara singkat antropologi berarti suatu
studi tentang manusia dengan pekerjaannya (anthropology is the study of man and
his works). Ke dalam pekerjaan manusia termasuk segala hasil pemikirannya atau
hasil akal – budinya. Atau secara singkat dirangkum ke dalam istilah
kebudayaan.Secara luas, kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil
kelakuan manusia, yang teratur oleh tata
– kelakuan, yang harus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tersusun
ke dalam kehidupan masyarakat. Seluruh kelakuan dan hasil kelakuan itu hanya
terbatas kepada bentuk – bentuk kebendaan seperti peralatan, bangunan, pakaian
dan senjata, melainkan meliputi pula hal – hal yang tidak bersifat kebendaan.
Gagasan, peraturan dan hukum, ilmu pengetahuan, bahasa dan sebangsanya,termasuk
juga hasil kelakuan manusia. Oleh karena itu termasuk juga kebudayaan. Jadi
obyek study antropologi adalah aspek budaya atau karya cipta manusia.
Berdasarkan struktur yang dipelajarinya,
antropologi terbagi lagi menjadi antropologi fisik atau antropologi ragawi
(tentang sifat fisik dan ras manusia), antropologi budaya (tentang tingkah laku
manusia dengan kebudayaannya), antropologi sosial (tentang masyarakat dan
kebudayaan di luar eropa, terutama berkembang di inggris). Pada penelaahan
struktural lebih lanjut, antropologi juga berkembang ke dalam cabang – cabang
yang terperinci seperti antropologi hukum, antropologi ekonomi, antropologi
kriminal dan seterusnya.
3. Ilmu
ekonomi
Ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai
suatu study mengenai cara bagaimana manusia memenuhi kebutuhan materinya
melalui pranata – pranata mereka memanfaatkan sumber daya alam, modal dan
tenaga kerja yang terbatas (Economic can be defiend as the study of how people
through their institutions utilize their scarce resource of capital, natural
resource, and labor to satisfy their material needs).Sudah menjadi asumsi kita,
bahwa sumber daya di permukaan bumi tersebar tidak merata, bahkan di wilayah –
wilayah tertentu, sumber daya tertentu dapat dikatakan langka atau sama sekali
tidak ada. Melalui pemanfaatan pranata – pranata yang di ciptakan manusia dalam
bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya tadi diusahakan dapat
memenuhi kebutuhan. Dalam kenyataannya pemenuhan kebutuhan ini berbentuk
pertanian, petenakan, perindustrian, perdagangan dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, ilmu ekonomi diartikan pula sebagai ilmu yang berkenaan dengan
peristiwa – peristiwa bisnis. (Economics is the science which deals with
business affairs).
4. Geografi
Manusia baik sebagai individu, maupun
sebagai kelompok, tidak hanya melakukan interaksi dengan sesamanya, melainkan
juga melakukan interaksi dengan alam lingkungannya. Di mana pun manusia hidup,
tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan alam tempat ia hidup. Oleh karena
itu ia selaluu mengadakan relasi dengan alam lingkungannya pada ruang tempat
hidupnya.. interelasi manusia dengan faktor alam pada ruang tertentu inilah yang
menjadi obyek studi Geografi. Geografi diartikan sebagai suatu studi yang mencoba
mengemukakan deskripsi ilmiah tentang bumu sebagai dunia kehidupan manusia (the
study that seeks to provide scirntific description of the earth as the word of
man). Geografi diartikan pula sebagai ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan
deskripsi dan penjelasan tentang pola – pola lokasi gejala yang statis atau
yang bergerak di permukaan bumi (Geography is concerned with the description
and explantion of locational patten of the earth).
Geografi baik sebagai deskripsi ilmiah
tentang dunia kehidupan manusia di permukaan bumi, maupun sebagai deskripsi dan
penjelasan pola lokasi gejala di permukaan bumi, pengkajiannya menyangkut
faktor alam dan faktor manusia. Pola lokasi gejala di permukaan bumi, merupakan
hasil antara hubungan alam dengan manusia. Polalokasi tadi baik dalam bentuk
kota, daerah pedesaan, pelabuhan maupun bentuk – bentuk kegiatan ekonomi
lainnya, tidak dapat dilepaskan dari antar hubungan manusia dengan alam
lingkungannya. Hal inilah yang menjadi ciri khas obyek studi Geografi.Karena obyek
studi tadi demikian luasnya, baik yang menyangkut antar hubungan alam dengan
alam di ruang tertentu, maupun yang menyangkut antar hubungan kegiatan manusia
sesamanya, dan terutama yang menyangkut antar hubungan manusia dengan alam di
ruang yang bersangkutan. Geografi terbagi menjadi tiga kelompok yang besar.
Yaitu : (1) Geografi fisik (phisical Geography), (2) geografi manusia (Human
Geography), (3) geografi Regional (Regional Geography).
Tiap bidang studi geografi tadi memiliki
penekanannya masing – masing. Tetapi dalam kerangka kerja sebagai bidang ilmu
pengetahuan Geografi, masing – masing tidak mengabaikan faktor alam, faktor
manusia dan faktor ruang (permukaan bumi, baik sebagian maupun secara
keseluruhan).Dengan memperhatikan aspek geografi atau aspek keruangan (spatial
aspect) dalam menelaah kehidupan manusia ini, dapat terungkapkan karakteristik
gejala atau masalah kehidupan manusia tadi. Setidaknya, tempat atau ruang
tersebut telah dapat mengungkapkan perbedaannya.
5. Ilmu
Sejarah
Berbicara tentang ilmu sejarah, ada
kelompok ahli yang memasukannya ke dalam ilmu budaya,(humanities), dan ada pula
yang memasukannya ke dalam ilmu sosial (Social Sciences). Sejarah atau ilmu
sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu
pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau tersebut sesuai
dengan metode – metode tertentu yang dapat dipercaya (history is the chronicle
of the past and the discropline which investigates and narrates it in
accordance with certain accredited methods).Riwayat masa lampau sebagai obyek
studi sejarah, berkenaan dengan peristiwa – peristiwa kehidupan manusia yang
menyangkut segala aspeknya. Dalam penuturan sejarah, peristiwa – peristiwa tadi
di urutkan kurun – kurun waktu secara kronologis. Dari analisa sejarah tentang
suatu gejala, suatu peristiwa atau suatu masalah, kita akan dapat mengadakan
prediksi hal – hal tersebut pada masa yang akan datang. Sehingga sedikit banyak
kita akan dapat mempehitungkan kecenderungannya masa yang akan datang.
Penelaahan suatu gejala atau suatu masalah dengan menggunakan pendekatan
sejarah ini, termasuk penelaahan yang dinamis, karena memperhatikan urutan
prosesnya dari waktu ke waktu.
Gejala dan peristiwa yang dpat diteliti
berdasarkan pendekatan sejarah banyak sekali ragamnya. Dengan demikian, secara
struktural ilmu sejarah ini dapat terurai menjadi sejarah ekonomi. Sejarah
kebudayaan, sejarah kesenian, sejarah politik, sejarah geografi dan lain
sebagainya. Penelitian dan pengkajian sejarah, erat sekali dengan ke
purbakalaan,antropologi, ilmu bahasa dan geologi sejarah. Oleh karena itu,
sejarah sebagai bidang ilmu pengetahuan,
erat sekali hubungannya dengan ilmu pengetahuan lainnya, terutama ilmu
pengetahuan kebudaaan dan ilmu pengetahuan sosial.
6. Ilmu
Politik
Ilmu politik adalah studi sistem
politik. Sedangkan sidtem politik yaitu semua pranata dan proses yang mengatur
atau memerintah masyarakat (political Science is all the institutions and
processes which are involved in governing society). politik itu sendiri
diartikan sebagai proses pelaksanaan kekuasaan untuk mencapai tujuan tertentu).
Atau juga diartikan sebagai teori, seni dan praktek memerintah.Dari batasan –
batasan yang telah dikemukakan di atas, jelas bahwa ilmu politik obyek studinya
yaitu pemerintah, kenegaraan, termasuk di dalamnya pelaksanaan kebijaksanaan
(policy) untuk memelihara kesejahteraan, keamanan dan ketentraman masyarakat.
Dengan demikian, prngrtian politik atau ilmu politik tidak hanya dapat
diterapkan kepada pelaksanaan pemerintahan negara secara formal, di dalam
keluarga pun dapat diterapkan. Keluarga dengan proses kehidupan dan pranata –
pranatanya juga merupakan suatu bentuk pemerintahan. Adanya pranata politik
dalam kehidupan manusia menunjukan bahwa manusia merupakan mahluk yang dapat
mengatur kesejahteraannya, mengatur ketentraman dan keamanan hidupnya. Manusia
adalah mahluk yang berpolitik inilah yang membedakan diri dengan mahluk yang
lainnya, yang dapat melestarikan dan meningkatkan kesejahteraan jasmani dan
rohaninya. Manusia memiliki kemampuan mengatur kehidupan kelompok mulai dari
kelompok yang kecil (keluarga) sampai kepada kelompok yang besar (bangsa), dan
sampai pula kepada kelompok yang menembus batas – batas kebangsaan (antar
bangsa).
Kemampuan ini terutama untuk mengembangkan
hakekat manusia yang bersifat mendua (homo duplex), di satu pihak ia sebagai
individu untuk diriya sendiri, di lain pihak ia sebagai mahluk sosial bagi
kehidupan masyarakat. Di suatu pihak ia berlaku sebagai konsumen, tetapi dilain
pihak ia juga bertindak sebagai produsen. Di satu pihak ia bisa berprilaku
sebagai malaikat dalam menolong ayau menyelamatkan orang lain, tetapi di lain
pihak ia juga dapat menjadi serigala bagi oranng di sekitarnya, yang dapat
membahayakan kehidupan bermasyarakat. Tetapi karena kemampuannya untuk
berpolitik dan memiliki cita – cita politik, kehidupan manusia ini akan tetap
lestari, kecuali jika kemampuan untuk menyeimbangkan diri tersebut telah
lenyap.
Karena ruang lingkup ilmu politik yang
demikian luasnya, yang menembus berbagai aspek kehidupan sosial manusia, dalam
kerangka kerjanya tidak dapat melepaskan diri dari bantuan ilmu pengetahuan
lainnya. Sosiologi, Ilmu Hukum, Psikologi, Ilmu Manajemen dan lain sebagainya,
sangat membantu studi dan penelaahan aspek politik dan kehidupan politik di
masyarakat. Dengan demikian, secara struktural ilmu Politik ini juga terbagi
menjadi politik Kenegaraan, Politik Pemerintahan, Politik Ekonomi dan lai
sebagainya.
D.
Ruang Lingkup Ilmu Sosial
Ilmu Sosial meliputi dua kelompok utamam, studi manusia dan
masyarakat dan studi lembaga – lembaga sosial. yg terutama terdiri atas
psikologi, sosiologi, dan antropologi, sedang yg kemudian terdiri atas ekonomi
dan politik.
Sasaran Ilmu Sosial adalah aspek – aspek yg paling dasar yg
ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan masalah – masalah yg
terwujud dari padanya.
Materi
Ilmu Sosial terdiri atas masalah-masalah sosial. Untuk dapat menelaah
masalah-masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengindentifikasi kenyataankenyataan
sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu. Adapun ruang
lingkup materi Ilmu Sosial adalah:
1. Kenyataan-kenyataan
sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan maslah sosial
tertentu. Kenyataan-kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda
oleh para ahli ilmu sosial. Karena adanya perbedaan latar belakang disiplin
ilmu atau sudut pandangnya
2. Konsep-konsep
sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi
pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukakn untuk mempelajari
masalah-masalah sosial. Sebagai contoh dari konsep dasar semacam ini misalnya
konsep keanekaragaman, dan konsep kesatuan sosial. Bertolak dari kedia konsep
tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan sadari di dalam masyarakat selalu
terdapat:
a. Persamaan dan
perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku baik secara individual maupun
kelompok.
b. Persamaan dan
perbedaan kepentingan.Persamaan dan perbedaan itulah yang seringkali
menyebabkan timbulnya konflik, kerjasama, kesetiakawanan antar individu dan
golongan.
3.
Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat
biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan sosial yang antara satu dengan yang
lainnya saling berkaitan.
Ada 2 masalah yang dipakai sebagai pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup pembahasan mata kuliah ISD.
1. Berbagai aspek
yang merupakan suatu masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan
sendiri atau pendekatan gabungan antar bidang.
Berdasarkan ruang lingkup di atas masih perlu penjabaran untuk bisa
dioperasionalkan ke pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Yaitu :
1. Mempelajarai
adanya berbagai masalah kependudukan dan hubungan dengan perkembangan masyarakat
dan kebudayaan.
2. Mempelajari
adanya masalah individu dan masyarakat.
3. Mengkaji
masalah kependudukan dan sosialisasi.
4. Mempelajari
hubungan antar warga negara dan negara.
5. Mempelajari
hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih
mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya seorang sosiolog
mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini, mereka akan
mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku
nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi
di desa
maupun di kota
baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi,
asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas
dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup
semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkugan
masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi
beberapa hal, misalnya antara lain:
- Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam;
- Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya;
- Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu
pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat
dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan
keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau
beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai
contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar
belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara
sampai perjalanan negara di masa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan
semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam
kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta
proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan
terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan
perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi
hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.
mantab banget gan
AntwoordVee uitlampu service hp 5 in1