Woensdag 10 April 2013

KONSEP DASAR IPS



A.    Pengertian Konsep Dasar IPS
Konsep dasar IPS dikembangkan berdasarkan konsep-konsep dalam ilmu-ilmu sosial yang sangat dibutuhkan dalam proses pembalajaran, sedangkan konsep itu sendiri menurut Dorothy J. Skeet menyatakan bahwa “ Konsep adalah sesuatu yang tergambar dalam pikiran , suatu pemikiran, gagasan atau suatu pengertian. Definisi lain dari konsep adalah suatu citra mental tentang sesuatu. Sesuatu tersebut dapat berupa objek konkret ataupun gagasan yang abstrak”.
James G. Womack mengemukakan pengertian konsep, terutama berkaitan dengan Studi Sosial (IPS) sebagai berikut :
“Konsep studi sosial (IPS), yaitu suatu kata atau ungkapan yang berhubungan dengan suatu yang menonjol, sifat yang melekat. Pemahaman dan pengunaan konsep yang tepat bergantung pada penguasaan sifat yang melekat tadi, pengertian umum kata yang bersangkutan. Konsep memiliki pengertian denotatif dan juga pengertian konotatif .
Konsep IPS tentu saja adalah suatu pengertian yang mencerminkan suatu fenomena atau gejala atau benda-benda yang berkaitan dengan Ilmu pengetahuan Sosial. Konsep tentang fenomena atau gejala atau benda yang berkaitan dengan IPS memiliki pengertian denotative atau juga memiliki pengertian konotatif. Pengertian denotatif adalah pengertian berdasarkan inti katanya yang dapat digali dalam kamus, sedangkan pengertian konotatif adalah pengertian yang tingkatnya tinggi dan luas. Pengertian konotatif ini merupakan pengertian yang berperan kunci atau menonjol pada sauatu konteks.
IPS dan IIS memiliki subjek dan objek yang sama yaitu memperlajari tentang perilaku manusia. Dalam hal ini berarti konsep dasar memiliki dasar pengertian pada suatu bidang ilmu sosial. Oleh karena itu ilmu-ilmu sosial merupakan salah satu sumber dari pengembangan materi pembelajaran IPS bagi kepentingan pendidikan disekolah maupun perguruan tinggi, disamping bidang teknologi, komunikasi, transportasi.
Perbedaan IPS sebagai bidang studi disiplin Ilmu Sosial antara lain sebagai berikut :
1.    IPS bukan suatu disiplin Ilmu seperti halnya Ilmu Sosial, tetapi lebih sebagai bidang kajian yaitu suatu kajian kemasyaratan.
2.    Pendekatan yang dilakukan IPS yaitu pendekatan multidisiplin/Interdisiplin sedangkan Ilmu Sosial menggunakan pendekatan disiplin ilmu (Monodisiplin)
3.    IPS dirancangkan untuk kepentingan pendidikan dan lebih memfokuskan pada dunia persekolahan sedang Ilmu Sosial keberadaannya bisa didunia persekolahan, perguruan tinggi, dan di masyarakat sekalipun.
4.    IPS menggunakan Ilmu-Ilmu sosial sebagai bahan pengembangan materi pembelajaran dilengkapi dengan aspek psikologis-pedagogis, sedangkan ilmu Sosial hamper lepas dan tidak mempermasalahkan pertimbangan-pertimbangan seperti di IPS. Pertimbangan - pertimbangan IPS sangat memperhatikan dan mempertimbangkan kemanfaatan, urutan, dan ruang lingkup bahan bagi peserta didik dalam hidup dan kehidupannya kelak. Pengajaran IPS berkaitan dengan bagaimana cara manusia untuk memenuhi kebutuhan materinya. Pada prinsip hakikatnya yang dipelajari IPS adalah bagaimana mempelajari, menelaah, mengkaji, system kehidupan manusia dipermukaan bumi.
B.     Pengertian Ilmu Sosial
Norman MacKenzie(1996, dalam Sapriya), merumuskan disiplin ilmu sosial sebagai “all the academic diciplines which deal with men in their social context”, artinya semua disiplin akademik yang berkaitan dengan manusia dalam konteks sosial. Somantri (2001, dalam Sapriya) mengidentifikasi sejumlah karakteristik dari ilmu-ilmu sosial sebagai berikut:
1.    Berbagai batang tubuh (body knowledge) disiplin ilmu-ilmu sosialyang diorganisasikan secara sistematis dan ilmiah.
2.    Batang tubuh disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dan kuat serta dapat diuju tingkat kebenarannya.
3.    Batang tubuh disiplin ilmu-ilmu sosial ini disebut juga structure disiplin ilmu, atau ada juga yang menyebutnya dengan fundamental ideas.
4.    Teori dan generalisasi dalam struktur itu disebut pula pengetahuan ilmiah yang dicapai lewat pendekatan “konseptual” dan “syntactis”, yaitu lewat proses bertanya, berhipotesis, pengumpulan data (observasi dan eksperimen).
5.    Setiap teori dan generalisasi ini terus dikembangkan, dikoreksi, dan diperbaiki untuk membantu dan menerangkan masa lalu, masa kini, dan masa depan serta membantu memecahkan masalah-masalah sosial melalui pikiran, sikap, dan tindakan terbaik.

C.    Cabang-cabang Ilmu Sosial
1.      Sosiologi
Sosiologi dapat diartikan sebagai pengkajian ilmiah interaksi manusia. Dengan demikian, obyek studinya adalah interaksi sosial. Interaksi sosial ini, baik secara sempit maupun secara luas, terus dilakukan oleh manusia. Interaksi ini berlangsung mulai dari lingkungan keluarga sampai ke lingkungan bangsa dan antar bangsa. Pada sosiologi ini, dijelaskan mengapa manusia mengadakan interelasi dan interaksi sosial. Dijelaskan pula mengapa interelasi dan interaksi di suatu kelompok sangat erat, sedangkan pada kelompok lainnya renggang. Pokoknya segala gejala masalah yang berhubungan dengan relasi sosial, menjadi pembahasan dan pengkajian sosiologi. Baik pada penelaahan, maupun pada penelitiannya, sosiologi memiliki metode pendekatan dan metode analisis tersendiri.
Pada penelaahan dan pengkajiannya yang lebih mendalam ini, struktur sosiologi telah menjadi lebih terperinci ke dalam cabang – cabangnya. Struktur sosiologi telah lebih terurai menjadi sosiologi ekonomi, sosiologi hukum, sosiologi pendidikan, sosiologi perkotaan, sosiologi pedesaan, sosiologi perdagangan dan lain sebagainya. Jadi obyek peneliyian dan pengkajian sosiologi berkenaan dengan interaksi sosial ini, telah pula menembus aspek – aspek kehidupan lainnya.

2.      Antropologi
Secara singkat antropologi berarti suatu studi tentang manusia dengan pekerjaannya (anthropology is the study of man and his works). Ke dalam pekerjaan manusia termasuk segala hasil pemikirannya atau hasil akal – budinya. Atau secara singkat dirangkum ke dalam istilah kebudayaan.Secara luas, kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur  oleh tata – kelakuan, yang harus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tersusun ke dalam kehidupan masyarakat. Seluruh kelakuan dan hasil kelakuan itu hanya terbatas kepada bentuk – bentuk kebendaan seperti peralatan, bangunan, pakaian dan senjata, melainkan meliputi pula hal – hal yang tidak bersifat kebendaan. Gagasan, peraturan dan hukum, ilmu pengetahuan, bahasa dan sebangsanya,termasuk juga hasil kelakuan manusia. Oleh karena itu termasuk juga kebudayaan. Jadi obyek study antropologi adalah aspek budaya atau karya cipta manusia.
Berdasarkan struktur yang dipelajarinya, antropologi terbagi lagi menjadi antropologi fisik atau antropologi ragawi (tentang sifat fisik dan ras manusia), antropologi budaya (tentang tingkah laku manusia dengan kebudayaannya), antropologi sosial (tentang masyarakat dan kebudayaan di luar eropa, terutama berkembang di inggris). Pada penelaahan struktural lebih lanjut, antropologi juga berkembang ke dalam cabang – cabang yang terperinci seperti antropologi hukum, antropologi ekonomi, antropologi kriminal dan seterusnya.

3.      Ilmu ekonomi
Ilmu ekonomi dapat diartikan sebagai suatu study mengenai cara bagaimana manusia memenuhi kebutuhan materinya melalui pranata – pranata mereka memanfaatkan sumber daya alam, modal dan tenaga kerja yang terbatas (Economic can be defiend as the study of how people through their institutions utilize their scarce resource of capital, natural resource, and labor to satisfy their material needs).Sudah menjadi asumsi kita, bahwa sumber daya di permukaan bumi tersebar tidak merata, bahkan di wilayah – wilayah tertentu, sumber daya tertentu dapat dikatakan langka atau sama sekali tidak ada. Melalui pemanfaatan pranata – pranata yang di ciptakan manusia dalam bentuk ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya tadi diusahakan dapat memenuhi kebutuhan. Dalam kenyataannya pemenuhan kebutuhan ini berbentuk pertanian, petenakan, perindustrian, perdagangan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, ilmu ekonomi diartikan pula sebagai ilmu yang berkenaan dengan peristiwa – peristiwa bisnis. (Economics is the science which deals with business affairs).

4.      Geografi
Manusia baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok, tidak hanya melakukan interaksi dengan sesamanya, melainkan juga melakukan interaksi dengan alam lingkungannya. Di mana pun manusia hidup, tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan alam tempat ia hidup. Oleh karena itu ia selaluu mengadakan relasi dengan alam lingkungannya pada ruang tempat hidupnya.. interelasi manusia dengan faktor alam pada ruang tertentu inilah yang menjadi obyek studi Geografi. Geografi diartikan sebagai suatu studi yang mencoba mengemukakan deskripsi ilmiah tentang bumu sebagai dunia kehidupan manusia (the study that seeks to provide scirntific description of the earth as the word of man). Geografi diartikan pula sebagai ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan deskripsi dan penjelasan tentang pola – pola lokasi gejala yang statis atau yang bergerak di permukaan bumi (Geography is concerned with the description and explantion of locational patten of the earth).
Geografi baik sebagai deskripsi ilmiah tentang dunia kehidupan manusia di permukaan bumi, maupun sebagai deskripsi dan penjelasan pola lokasi gejala di permukaan bumi, pengkajiannya menyangkut faktor alam dan faktor manusia. Pola lokasi gejala di permukaan bumi, merupakan hasil antara hubungan alam dengan manusia. Polalokasi tadi baik dalam bentuk kota, daerah pedesaan, pelabuhan maupun bentuk – bentuk kegiatan ekonomi lainnya, tidak dapat dilepaskan dari antar hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Hal inilah yang menjadi ciri khas obyek studi Geografi.Karena obyek studi tadi demikian luasnya, baik yang menyangkut antar hubungan alam dengan alam di ruang tertentu, maupun yang menyangkut antar hubungan kegiatan manusia sesamanya, dan terutama yang menyangkut antar hubungan manusia dengan alam di ruang yang bersangkutan. Geografi terbagi menjadi tiga kelompok yang besar. Yaitu : (1) Geografi fisik (phisical Geography), (2) geografi manusia (Human Geography), (3) geografi Regional (Regional Geography).
Tiap bidang studi geografi tadi memiliki penekanannya masing – masing. Tetapi dalam kerangka kerja sebagai bidang ilmu pengetahuan Geografi, masing – masing tidak mengabaikan faktor alam, faktor manusia dan faktor ruang (permukaan bumi, baik sebagian maupun secara keseluruhan).Dengan memperhatikan aspek geografi atau aspek keruangan (spatial aspect) dalam menelaah kehidupan manusia ini, dapat terungkapkan karakteristik gejala atau masalah kehidupan manusia tadi. Setidaknya, tempat atau ruang tersebut telah dapat mengungkapkan perbedaannya.


5.      Ilmu Sejarah
Berbicara tentang ilmu sejarah, ada kelompok ahli yang memasukannya ke dalam ilmu budaya,(humanities), dan ada pula yang memasukannya ke dalam ilmu sosial (Social Sciences). Sejarah atau ilmu sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan riwayat masa lampau tersebut sesuai dengan metode – metode tertentu yang dapat dipercaya (history is the chronicle of the past and the discropline which investigates and narrates it in accordance with certain accredited methods).Riwayat masa lampau sebagai obyek studi sejarah, berkenaan dengan peristiwa – peristiwa kehidupan manusia yang menyangkut segala aspeknya. Dalam penuturan sejarah, peristiwa – peristiwa tadi di urutkan kurun – kurun waktu secara kronologis. Dari analisa sejarah tentang suatu gejala, suatu peristiwa atau suatu masalah, kita akan dapat mengadakan prediksi hal – hal tersebut pada masa yang akan datang. Sehingga sedikit banyak kita akan dapat mempehitungkan kecenderungannya masa yang akan datang. Penelaahan suatu gejala atau suatu masalah dengan menggunakan pendekatan sejarah ini, termasuk penelaahan yang dinamis, karena memperhatikan urutan prosesnya dari waktu ke waktu.
Gejala dan peristiwa yang dpat diteliti berdasarkan pendekatan sejarah banyak sekali ragamnya. Dengan demikian, secara struktural ilmu sejarah ini dapat terurai menjadi sejarah ekonomi. Sejarah kebudayaan, sejarah kesenian, sejarah politik, sejarah geografi dan lain sebagainya. Penelitian dan pengkajian sejarah, erat sekali dengan ke purbakalaan,antropologi, ilmu bahasa dan geologi sejarah. Oleh karena itu, sejarah sebagai  bidang ilmu pengetahuan, erat sekali hubungannya dengan ilmu pengetahuan lainnya, terutama ilmu pengetahuan kebudaaan dan ilmu pengetahuan sosial.


6.      Ilmu Politik
Ilmu politik adalah studi sistem politik. Sedangkan sidtem politik yaitu semua pranata dan proses yang mengatur atau memerintah masyarakat (political Science is all the institutions and processes which are involved in governing society). politik itu sendiri diartikan sebagai proses pelaksanaan kekuasaan untuk mencapai tujuan tertentu). Atau juga diartikan sebagai teori, seni dan praktek memerintah.Dari batasan – batasan yang telah dikemukakan di atas, jelas bahwa ilmu politik obyek studinya yaitu pemerintah, kenegaraan, termasuk di dalamnya pelaksanaan kebijaksanaan (policy) untuk memelihara kesejahteraan, keamanan dan ketentraman masyarakat. Dengan demikian, prngrtian politik atau ilmu politik tidak hanya dapat diterapkan kepada pelaksanaan pemerintahan negara secara formal, di dalam keluarga pun dapat diterapkan. Keluarga dengan proses kehidupan dan pranata – pranatanya juga merupakan suatu bentuk pemerintahan. Adanya pranata politik dalam kehidupan manusia menunjukan bahwa manusia merupakan mahluk yang dapat mengatur kesejahteraannya, mengatur ketentraman dan keamanan hidupnya. Manusia adalah mahluk yang berpolitik inilah yang membedakan diri dengan mahluk yang lainnya, yang dapat melestarikan dan meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohaninya. Manusia memiliki kemampuan mengatur kehidupan kelompok mulai dari kelompok yang kecil (keluarga) sampai kepada kelompok yang besar (bangsa), dan sampai pula kepada kelompok yang menembus batas – batas kebangsaan (antar bangsa).
Kemampuan ini terutama untuk mengembangkan hakekat manusia yang bersifat mendua (homo duplex), di satu pihak ia sebagai individu untuk diriya sendiri, di lain pihak ia sebagai mahluk sosial bagi kehidupan masyarakat. Di suatu pihak ia berlaku sebagai konsumen, tetapi dilain pihak ia juga bertindak sebagai produsen. Di satu pihak ia bisa berprilaku sebagai malaikat dalam menolong ayau menyelamatkan orang lain, tetapi di lain pihak ia juga dapat menjadi serigala bagi oranng di sekitarnya, yang dapat membahayakan kehidupan bermasyarakat. Tetapi karena kemampuannya untuk berpolitik dan memiliki cita – cita politik, kehidupan manusia ini akan tetap lestari, kecuali jika kemampuan untuk menyeimbangkan diri tersebut telah lenyap.
Karena ruang lingkup ilmu politik yang demikian luasnya, yang menembus berbagai aspek kehidupan sosial manusia, dalam kerangka kerjanya tidak dapat melepaskan diri dari bantuan ilmu pengetahuan lainnya. Sosiologi, Ilmu Hukum, Psikologi, Ilmu Manajemen dan lain sebagainya, sangat membantu studi dan penelaahan aspek politik dan kehidupan politik di masyarakat. Dengan demikian, secara struktural ilmu Politik ini juga terbagi menjadi politik Kenegaraan, Politik Pemerintahan, Politik Ekonomi dan lai sebagainya.

D.    Ruang Lingkup Ilmu Sosial
Ilmu Sosial meliputi dua kelompok utamam, studi manusia dan masyarakat dan studi lembaga – lembaga sosial. yg terutama terdiri atas psikologi, sosiologi, dan antropologi, sedang yg kemudian terdiri atas ekonomi dan politik.
Sasaran Ilmu Sosial adalah aspek – aspek yg paling dasar yg ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan masalah – masalah yg terwujud dari padanya.
Materi Ilmu Sosial terdiri atas masalah-masalah sosial. Untuk dapat menelaah masalah-masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengindentifikasi kenyataankenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu. Adapun ruang lingkup materi Ilmu Sosial adalah:
1.      Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan maslah sosial tertentu. Kenyataan-kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu sosial. Karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya
2.      Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukakn untuk mempelajari masalah-masalah sosial. Sebagai contoh dari konsep dasar semacam ini misalnya konsep keanekaragaman, dan konsep kesatuan sosial. Bertolak dari kedia konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan sadari di dalam masyarakat selalu terdapat:
a.       Persamaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku baik secara individual maupun kelompok.
b.      Persamaan dan perbedaan kepentingan.Persamaan dan perbedaan itulah yang seringkali menyebabkan timbulnya konflik, kerjasama, kesetiakawanan antar individu dan golongan.
3.      Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan sosial yang antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan.
Ada 2 masalah yang dipakai sebagai pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah ISD.
1.      Berbagai aspek yang merupakan suatu masalah sosial yang dapat ditanggapi dengan pendekatan sendiri atau pendekatan gabungan antar bidang.
2.      Adanya keragaman golongan dan kesatuan sosial lain dalam masyarakat.
Berdasarkan ruang lingkup di atas masih perlu penjabaran untuk bisa dioperasionalkan ke pokok bahasan dan sub pokok bahasan. Yaitu :
1.      Mempelajarai adanya berbagai masalah kependudukan dan hubungan dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
2.      Mempelajari adanya masalah individu dan masyarakat.
3.      Mengkaji masalah kependudukan dan sosialisasi.
4.      Mempelajari hubungan antar warga negara dan negara.
5.      Mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat
6.      Mempelajari masalah yang dihadapi masyarakat pedesaan.
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi.  Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkugan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain:
  1. Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam;
  2. Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya;
  3. Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.


1 opmerking: